Friday, 17 November 2017

Tur De Singkarak "Budaya, Wisata dan Olahraga"






TDS atau Tur De Singkarat merupakan salah satu ajang balap sepeda Internasional yang dilaksanakan  sekali dalam setahun. Nama Tur De Singkarak diambil dari salah satu danau terbesar di Sumatera Barat yaitu Danau Singkarak yang terletak di Tanah Datar. Perjalanan TDS menjadi ajang balap sepeda terbesar di  Asia butuh waktu yang cukup lama.

Balap sepeda ini di mulai tahun 2009. Awalnya balapan ini hanya melewati beberapa tempat saja yaitu garis finis di Kota Padang melewati Kota Bukittinggi, Sawahlunto, Danau Kembar dan finis di Danau Singkarak. Jarak yang ditempuh hanya 464,7KM. Melihat adanya antusia dari masyarakat, pelaksaaan TDS tiap tahunnya terus ditinggatkan. Tiap tahun etape dan kota dan kebupaten yang dilewati terus ditambah dan akhirnya pada tahun ini seluruh kota dan kabupaten terlewati kecuali kepulauan Mantawai.

Jalur TDS dipilih sebaik mungkin. Umumnya jalur yang dilewati merupakan jalur-jalur wisata yang memiliki pesona yang mengagumkan. Keindahan alam Sumatera Barat menjadi salah satu penunjang TDS terus diminati. Tiap tahun peserta terus bertambah bahkan pembalap asing terus berdatangan untuk mengikuti ajang ini. Selain itu, penonton tidak hanya dari Sumatera Barat sendiri para penonton dari luar pun juga ikut menggunggu ajang TDS.

Dampak yang diberikan TDS tidak hanya pada satu pihak saja. Ini terbukti denganya adanya TDS erekonomian masyarakat dapat meningkat. Tur De Singkarak juga  menjadi salah satu cara pemerintahan Sumatera Barat untuk mengenalkan Sumatera Barat ke dunia internasional. Dan usaha ini tidak sia-sia. Dengan ada TDS banyak tempat wisata baru yang bermunculan. Masyarakat internasional juga semakin mengenal dengan keindahan alam Sumatera Barat. 

Tidak hanya wisata alam, budaya Minangkabau yang unik dan etnis juga diperkenalkan. Penyelenggaraan TDS selalu bertemakan budaya Minangkabau. Suguhan seni dan budaya Minangkabau menjadi hiburan diajan ini. Tidak heran kenapa ajang ini mampu menarik penonton lebih banyak lagi.

Pada tahun 2013 Amauri Sport Organisation (ASO) merekomendasikan TDS kejuaraan Mayor di Asia. Hal ini bukan tanpa sebab. Tiap tahunnya jumlah penonton terus meningkat. Jumlah penonton ini hanya dapat di kalahkan oleh Tour de France (12 juta penonton), Giro deItalia (8 juta), Vuelta a Espana (5 juta), Santos Tour Down Under (750 ribu) dan TdS (550 ribu). Dari jumlah penonton TDS menjadi urutan ke 5.

Melihat keadaan ini, pemerintah pun terus membenahi pelaksanaan TDS tiap tahunya. Berbagai upaya di lakukan, salah satunya menambah jumlah hadiah yang diperbutan. Tahun ini jumlah hadiah yang akan direbutkan sebesa 3M. Selain itu, tahun 2017 ini, TDS tidak hanya dilaksanakan oleh Pemerintahan Sumatera Barat tetapi juga oleh Kementria Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.



Thursday, 16 November 2017

Tur De Singkarak 2017 "Tinggal 2 hari lagi"


Tur De Singkarak merupakan salah satu event yang ditunggu tidak hanya oleh masyarakat Sumatera Barat tapi juga Indonesia bahkan dunia. Event balap sepeda ini sudah diakui oleh dunia internasional dan merupakan Balap Sepeda terbesar di Asia dan masuk ke dalam 5 Balap Sepeda terbesar di dunia. Event yang dilaksanakan setahun sekali ini terus diminati oleh tim-tim kelas dunia.

Awalnya Tur De Singkarak hanya kalender event Provinsi Sumatera Barat, namun sejak tahun 2016 TDS sudah masuk ke dalam kalender event Nasional. Tahun 2017 ini penyelenggara tidak hanya provinsi Sumatera Barat, tetapi juga Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Karena peminat tiap tahunnya terus bertambah, makapada tahun ini totol hadiah yang akan diperebutkan kurang lebih 3M. Jika di bandingkan dengan tahun 2016 sebesar 1.5M.

 

Tahun 2017 ini TDS berlangsung dari tanggal 18-26 Novenber 2017, yang terdiri dari 9 etape yaitu:

Etape 1, dari Tanah Datar menuju Kota Padang dengan panjang 107 km;
Etape 2, Painan–Sawahlunto sepanjang 166 km;
Etape 3, Muaro Sijunjung–Pulau Punjung 100 km
Etape 4, Danau Singkarak–Payakumbuh 135 km;
Etape 5, Lembah Harau–Padang Panjang 101 km;
Etape 6, Kota Solok – Padang Aro Solok Selatan 140 km.
Etape 7, Pariaman – Pasaman Barat 157 km;
Etape 8 , Padang Pariaman–Agam 101 km;
Etape 9, Pasaman–Bukittinggi Sirkuit 90 km.

Pembukaan di lakukan di Kabupaten Tanah Datar yang direncakan garis start di Istana Baso Pagaruyung dan Finis di Pantai Padang Kota Padang. Dan Penutupan di lakukan di Kota Bukittinggi. Etape favorit sekaligus yang menantang tetap kelok 44 Danau Maninjau. Sedangkan tema yang diangkat tahun ini adalah “The Biggest Sport Tourism”.

Tuesday, 14 November 2017

Sejarah Lembah Anai



Bagi orang Sumatera Barat Lembah Anai bukan suatu tempat yang asing, apalagi bagi orang minang yang berasal dari Padang Panjang, Bukittinggi, Payahkumbuh dan sekitarnya. Lembah Anai merupakan tempat yang sangat kental bagi mereka. Lembah yang berada dipinggir jalan utama Padang-Bukittinggi-Payahkumbuh ini merupakan salah satu objek wisata di Sumatera Barat. Walaupun sudah sering melihatnya tapi mereka tidak pernah bosan memandangi air terjun yang ada di Lembah ini. 


 

Dibalik keindahannya Lembah Anai memnyimpan sejarah terutama bagi Sumatera Barat. Dia menjadi saksi sejarah baik pada masa penjajahan Belanda maupun penjajahan Jepang. Salah satu skaksi bisu sejaran yang ada di lembah ini ada Rel Kereta api yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Rel ini juga merupakan sebagai penghubung Kota Padang - Bukittinggi - Payahkumbuh. Tokoh Proklamator Muhammat Hatta menggunakan jalur ini jika Beliau ingin ke Bukittinggi dari kota Padang. Belum ditemukan secara pasti kapan pertama kalinya rel kereta ini dibuat.

Tidak hanya sejarah masa penjajahan. Rel kereta ini juga menjadi saksi bisu beberapa peristiwa alam yang terjadi. Tak hitung berapa kali banjir dan lonsor yang terjadi di Lembah Anai ini. Salah satu bencana alam yang paling besar adalah Gempa Bumi yang terjadi pada 28 Juni 1962. Gempa ini cukup memberikan akibat yang besar bagi Lembah Anai dan juga rel kereta api saat itu. Gempa sebesar 7,8 SR berpusat di Padang panjang. Peristiwa gempa ini hanya disampaikan dari mulut ke mulut sampai saat ini.



Sejarah Lembah Anai mengingatkan akan beberapa tempat sejarah di Sumatera Barat yang terlupakan. Beberapa objek wisata di Sumatetra Barat merupakan tempat-tempat bersejarah. Begitu banyak cerita yang bisa kita eksplor dari tempat lain baik dari segi sejarah maupun keindahan alamnya.



Sunday, 12 November 2017

Air Terjun Barasok "Pesona Perbatasan di Solok Selatan"

air terjun berasok


Masyarakat setempat menyebutnya dengan "Air Terjun Barasok", terletak di perbatasan Sumatera Barat dengan Jambi tepatnya Kabupaten Solok Selatan dengan Kabupaten Kerinci. Sebenarnya air terjun ini berada di Kabupaten Kerinci, Jambi. Lokasinya tidak jauh dari jalan raya Padang - Kerinci. Jika kita dari Kota Padang air terjun ini berada tepat sebelum kebun teh di Kerinci. Letaknya dari jalan raya tidak terlalu jauh, untuk sampai ke air terjun kita perlu berjalan kaki kurang lebih 15. Tidak perlu khawatir dengan jalan yang menuju ke air terjun. Pemerintah setempat telah membuatkan anak tangga untuk pelajan kaki. Tetapi kita tetap perlu hati-hati karena dari tempat pakiran kita akan berjalan menurung menuruni lereng yang cukup landai dan licin.

Air terjun ini disebut dengan Air Terjun Barasok (Air Terjun Berasap) karena jika dilihat dari jauh air terjun ini terlihat seperti memiliki asap atau kabut. Hal ini karena embun yang terjadi akibat derasnya aliran air sehingga saat jatuh butiran-butiran embun tersebut terlihat seperti asap atau kabut. Ditambah lagi aliran air yang berada di bawah tidak terlalu dalam. Jika kita datang pada musim penghujan maka, butiran embun itu akan dapat membasahi kita. 

Sayangnya pengunjung tidak diperbolehkan turun sampai ke bawah. Pengunjung hanya diperbolehkan di tempat yang telah disediakan, tepatnya ini berada ditengah-tengah lereng. Larangan ini dikerena deras dan kuatnya aliran air terjut. Selain itu air terjun ini diapit oleh lereng-lereng bukit yang terjal. Tetapi pengunjung tidak usah kecewa, dengan berdiri dan memandang air terjun di tempat yang tersedia akan mengobati lelahnya perjalan. Kita akan terpesona dengan indahnya air terjun ini. 

Monday, 2 October 2017

Pesona jenjang 40 Bukittinggi


Mungkin banyak yang tidak mengenal objek wisata yang satu ini. Janjang 40, yang terletak di Bukittinggi merupakan penghubung antara pasa ateh (Pasar Atas) dengan pasa bawah (Pasar Bawah.  Letaknya tidak jauh dari Jam Gadang. Tepatnya dipalantaran pakir di depan Mesjid Raya Bukittinggi. Lokasi ini cocok bagi anda yang suka selfie-selfie dengan latar kota Bukittinggi.

Kenapa dinamakan "Janjang 40", karena jumlah anak tangga yang berada paling atas berjumlah 40. Pada bagian atas janjang ini sedikit curam, tapi janjang bagian bawah cukup lebar dan landai. Sebenarnya jumlah anak tangga dari atas sampai pasa bawa berjumlah 100 lebih. Janjang ini merupakan salah satu bukti sejarah. Dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda tahun 1908. Untuk menjaga kelestariannya, pemerintah telah melakukan perbaikan dan tampak seperti sekarang.

Sunday, 24 September 2017

Kemeriah Padang Kuliner Run



Sekarang ini pemerintahan Sumatera Barat khususnya Kota Padang sedang gencar-gencarnya mempromosikan wisata halal ke dunia internasional. Setelah memenangkan tiga katagori sebagai wisata halal dunia, masuknya Rendang menjadi makanan terenak di dunia menjadi salah satu spirit tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga pemerintah untuk lebih mengenalkan Sumatera Barat ke dunia internasional.


Berbagai event baik berskala nasional maupun internasional terus diadakan. Event-event tersebut harus lah bernuasa Minangkabau atau menonjolakan salah satu khas Minangkabau. Salah satu event terbaru yang diadakan adalah "Padang Kuliner Run" yang diadakan oleh Hotel Inna Muara dan Pemerintah serta berkerja sama dengan perusahaan dan instasi lainnya di kota Padang.

Acara ini terbilang unik. Perpaduan antara lomba lari dengan menikmati kuliner khas Minangkabau. Lomba lari yang di star dari Pantai Padang dan Finis di Hotel Inna Muara. Di garis finis tepatnya di depan Hotel Inna Muara telah tersedia stan-stan yang menyajikan makanan khas Sumatera Barat, diantaranya Rendang, Sate, Lamang dan Tapai serta jajanan lainnya.

Selain disuguhi dengan kuliner khas Minang acara juga dimeriahkan dengan band-band lokal. Lari trus menikmati kuliner Minang sambil ditemani musik . Even yang hanya ada di kota Padang.



Di bawah ini adalah video, musik hiburan dalam Padang Kuliner Run.
Selamat Menikmati!!!!!!!

Monday, 7 August 2017

Puncak Lawang dan Pesona Keindahannya


Puncak Lawang bukanlah tempat wisata baru. Tempat ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Dulunya tempat ini digunakan sebagai tempat peristirahan para bangsawan Belanda. Keindahan puncak lawang membuat mereka tertarik untuk mejadikannya tempat istirahat. Hingga sekarang puncak Lawang merupakan salah satu tempat tujuan bagi manca negara untuk berlibur.

Puncak Lawang berada di ketinggian 1.210 mdpl. Udara terasa sejuk dan dingin ditambah lagi dengan pemandangan danau Maninjau yang mempesonan membuat tempat ini banyak dikunjungi. Jika anda ingin bermalam ada beberapa pilihan penginapan disekitarnya. Selain itu, juga ada kafe-kafe atau tempat nongkrong lainya yang bernuasa alam.


Lokasi wisata Puncak Lawang mudah untuk dijangkau. Berjarak kurang lebih 22 KM dari kota Bukittingi atau 1-2 jam perjalanan. Jika dari Bandara Internasional Minangkabau kira-kira butuh waktu kurang lebih 3-4 jam perjalanan. Tidak sulit mencari mobil yang mau mengantar ke Puncak Lawang. Banyak travel resmi yang akan mengantarkan anda untuk ke Pucak Lawang. Selain itu anda juga bisa menaiki kendaraan umum tetapi akan sering berganti-ganti kendaraan.

Di lokasi kita bisa menikmati keindahan alam dengan berbagai cara. Jika hanya ingin bersantai-santi sambil menikmati makanan khas Minangkabau bisa. Jika anda suka olah raga exrtim juga disediakan, salah satunya adalah bermain Paralayang. Untuk menikmati keindahan alam danau Maninjau dengan bermain paralayang cukup mengeluarkan baged setidaknya RP. 300.000. Pagi pemula juga disediakan pemandunya. Selain bermain paralayang penjungjung juga bisa menikmati permainnya lainnya seperti Flying Fox, Melintasi Jembatan Ban dengan kisaran harga Rp 25.000 sampai dengan Rp 100.000.

Pada hari-hari libur Puncak Lawang cukup ramai dikunjungi wisatawan. Dihari bisa pun objek wisata ini tetap buka. Tergantu kepada kapan anda memiliki waktu.


Saturday, 5 August 2017

Pacu Itiak "Lomba Unik dari Payahkumbuh"






Mau melihat itik/bebek terbang? Disumatera Barat ada yang namanya pacu itiak (balapan Bebek). Belum diketahui secara pasti sejak kapan kegiatan ini dilaksanakan oleh masyarakat. Namun sekarang ini, pacu itiak sudah menjadi tradisi, bahkan pemerintah Payahkumbuh dan Lima Puluh Kota sudah menjadikan pacu itik sebagai salah satu objek wisata.

Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, pacu itiak lahir di Payahkumbuh. Saat itu, ada seorang petani di Aur Kuning menghalau itik yang memakan tanamannya. Itik yang dihalau tersebut terbang ketempat lain. Melihat itik yang dihalau tersebut terbang menjadi tontonan yang menarik bagi petani tersebut. Keadaan itulah yang menimbulkan gagasan dari salah seorang petani untuk mengadakan lomba pacu itiak.

Tidak semua itik dapat dijadikan peserta lomba. Itik yang dapat mengikuti lomba adalah itik-itik yang telah dilatih untuk terbang. Salah satu syaratnya adalah itik mampu terbang sekitar 2 KM. Umur itik pun sudah ditentukan yaitu 4-6 bulan. Perawatan itik juga tidak pada umumnya. Itik-itik yang akan diikuti lomba diberi makan padi dan telur. Sedangkan latihan terbang dilakukan setiap hari sebulan lomba diadakan. Itik yang ikut lomba biasanya memiliki harga yang lebih mahal, apalagi itik yang memenangkan lomba.

Lomba pacu itik memiliki 3 katagori. Katagori pertama dengan jarak tempuh 800 meter. Katagori kedua dengan jarak tempuh 1600 meter dan katagori ketiga berjarak 2000 meter. Itik di pegang oleh pemiliknya di garis stars. Setelah mendengan aba-aba, kemudia itik dilempar ke udara oleh memiliknya. Itiak yang pertama tiba di garis finis yang akan menjadi juarany.

 

Wednesday, 19 July 2017

Wajah Baru Pasar Raya Padang


Kota Padang terus berbenah. Setelah berhasil mendapatkan Adipura sebagai kota besar tahun 2017, pemerintah terus melakukan perubahan. Salah satunya adalah perubahan di Pasar Raya. Pusat kota Padang ini terus dibenahi. Setalah pembangunan pasar tradisional yang moderen, perbaikan irigasi dan lain sebagainya.

Tidak hanya ketertiban dan kerbersihan pasar yang menjadi sasaran perbaikan. Keindahan Pasar Raya Padang juga diperhatikan. Setelah mengihiyas torotoar di Permindo sekarang giliran torotoar di sekitar Pasar Baru Pasar Raya Padang sebelum Bioskop Raya. Disekitar dinding pembetas pengunjung akan melihat lukisan-lukisan yang bernuasa Minangkabau. Lukisan-lukisan ini dibuat oleh anak muda kota Padang.

Selain itu torotoar di sepajang Pasar Baru Pasar Raya Padang ini juga sudah perbaiki. Penertiban pedagang juga sudah terlihat hasilnya. Diharapkan dengan beberapa perubahan ini dapat meningkatkan pengunjung Pasar Raya Padang. Kedepannya Pasar Raya Padang juga diharapkan dapat menjadi tujuan wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang.

Monday, 17 July 2017

Badia-Badia "Permainan Tadisional Anak Nagari yang Terus Dimanainkan Sampai Sekarang"


Di era digital sekarang ini, permainan umunya juga menggunakan teknologi canggih. Anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain permainan yang moderen seperti yang ada di smartphone. Bahkan ada beberapa anak yang tidak lepas bermain dengan teknologi ini. Bahkan keadaan ini menjadi permasalahan yang sulit untuk dihindari oleh para orang tua.

Jika kita menoleh ke masa lalu, ada banyak permainan yang dapat kita kenalkan dan berikan untuk anak-anak. Salah satu permainan tradisonal yang masih banyak kita jumpai saat ini adalah "Badia-Badia". Sampai saat ini permaian ini masih diminati dan disukai oleh anak-anak, tidak hanya anak-anak desa tetapi permainan ini juga masih dimainkan oleh anak-anak di perkotaan.

Permainan ini dapat kita temukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Di Sematera Barat sendiri permainan ini memiliki banyak nama diantaranya badia-badia dan mariam tomong. Badia-badia atau mariam tomong biasa di mainkan di bulan Rmadhan dan menyambut hari raya Idul Fitri. Di waktu, tidak hanya anak kecil yang memainkannya tetapi juga orang dewasa. Untuk membuat badia-badia tidak sulit. Cukup menyediakan sepotong bambu ukuran sedang sepanjang 1 meter. Kemudian diberi lobang dengan ukuran 2x2cm dibagian bawah. Masukan kain perca atau kain yang tidak berguna lalu disiram dengan minyak tanah dan kemudian dibakar. Bunyi yang dihasilkan sangat keras. 

Di Sumatera Barat tepatnya di Nagari Ganggo Hilir, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman Barat, Badia-Badia mendapatkan piagam pernghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia tahun 2017. Rekor ini mengahalakan rekor sebelumnya yang ditorehkan oleh kota Pontianak dengan mariam bambu sebanyak 150 batang. Sedangkan di Nagari Ganggo Hilir, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman Barat dari anak-anak sampai orang dewasa memainkan badia-badia sebanyak 1.821 batang. Dengan begitu kita harus bangga menjadi anak Minang yang dapat melestarikan sekaligus mengenalkan permainan tradisional ini kekhalayak banyak.


Saturday, 15 July 2017

Pesona Goa Batu Kapal Di Solok Selatan



Mau mencari tempat baru untuk berwisata alam atau mau hanting foto ditempat yang belum banyak diposting. Goa Batu Kapal yang terletak di Solok Selatan adalah jawabannya. Berada di Jorong Ngalau Indah Tahap I, Nagari Sungai Kunyit Barat, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Solok Selatan. Yang merupakan kawasan sentra perkebunan sawit di Solok Selatan.

Goa ini ditemukan pada tahun 1984 ketika pembukaan kawasan sawit, namun goa belum di ketahui oleh orang banyak. Baru di awal 2017 goa batu kapal di promosikan sebagai salah satu kawasan wisata di Solok Selatan. Pengembangan kawasan ini menjadi kawasan wisata telah didukung penuh oleh pemerintahan kabupaten Solok Selatan.

Dinamakan goa batu kapal karena adaa batu yang berbentuk kapal. Terlihat dengan adanya empat lorong batu kapur yang dikisahkan seumpama empat ruang kabin pada kapal. Selain itu, dalam goa juga mempunyai daya tarik lainnya. Keindahan stalaktik dan stalakmitnya juga dapat memanjakan mata dan cocok untuk tempat-tempat berfoto-foto.


Thursday, 13 July 2017

Pesona Seribu Rumah Gadang



Rumah Gadang merupakan rumah tradisional miliki suku Minangkabau Di Sumatera Barat. Rumah yang identik dengan bentuk atap yang khas dikenal dengan atap Bajonjong. Rumah Gadang hampir seluruhnya terbuat dari  kayu. Konon dulunya tiang utama rumah gadang dibuat tanpa menggunakan paku. Untuk menghubungkan antara tiang satu dengan yang lainnya dengan memasak atau tiang utama di lubangi lalu bagian ujung penyangga dibuat sesuai ukuran lubang lalu dimasukkan. Cara ini akan membuat bangunan akan menjadi tahan gempa.

Berbagai macam cara dilakukan untuk melestarikan Rumah Gadang. Di beberapa tempat di Sumatera Barat, ada kawasan yang dimana rumah penduduknya dan kantor pemerintahannya Rumah Gadang. Salah satu kawasan yang terkenal adalah Kawasan 1000 Rumah Gadang yang ada di Solok Selatan.  Tahun 2016 kawasan ini memecahkan Rekor MURI sebagai kawasan yang memiliki rumah gadang yang terbanyak. Kawasan ini tersebbar di beberapa daerah di Solok Selatan, tetapi kawasan yang paling terkenal dan banyak dikunjungi adalah di Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan.

Kawasan ini berjarak 150 KM dari Kota Padang atau kurang lebih empat jam perjalan dengan kendaraan pribadi. Tidak sulit untuk menemukan kendaraan atau alat transpor yang akan mengantar pengunjung kesana. Letaknya juga tidak jauh dari jalan utama Solok Selatan - Kerinci Jambi. Selain itu, kawasan ini juga merupakan salah satu tempat pengambilan gamar beberapa film Layar Lebar dan beberapa film FTV dan sinetron Indonesia.

Pemandangan kiri kanan hanya rumah gadang dan pemendangan alam Sumatera Barat. Jajaran Rumah Gadang dengan keunikannya akan memanjakan mata anda. Jumlah rumah Gadang yang paling banyak di sau kawasan adalah 134 yang tercatat pada tahun 2016. Rumah Gadang ini berfungsi sebagai rumah penduduk setempat. Jika anda ingin merasakan sensasi menginap di rumah Gadang pengunjung bisa menanyakan apakah boleh menginap untuk semalam. Ada beberapa penduduk yang mau menerima turis atau wisatawan untuk menginap di rumahnya .
    



Tuesday, 11 July 2017

Surganya Peselancar : Pulau Nyang-Nyang "Pesona Keindahan Mentawai"


Mentawai salah satu kebupaten yang ada di Sumatera Barat ini menyimpang segudang pesona keindahan yang tak kalah dari tempat-tempat yang ada di Luar Negeri. Salah satu yang membuat mentawai terkenal sampai mancanegara adalah ombaknya. Mentawai merupakah salah satu wilayah yang memiliki ombak tertinggi di Dunia. Dengan ombak yang tinggi dan langsung berbatasan dengan Samudra Hindia menjadikan Mentawai incara para selancar dunia. 

Sudah beberapa tahun belakang Mentawai menyelengggaakan event selancar berkelas Internasonal. Selain ombak yang tinggi danhadiah yang menarik, faktor lain yang menyebabka peselancar tertarik adalah keindahan Mentawai. Salah satu, pulau yang menjadi tempat favorit peselancar adalah Pulai Nyang-Nyang.

Pulau ini merupakah salah satu tempat yang memiliki ombak tertinggi dan memiliki pesona keindahan pantai dengan pasir putih yang memukau. Tahun 2017 pulau Nyang-Nyang masuk ke dalam calon pemenang Anugerah Pesona Indonesia (API) yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata. 

Berbeda dengan daerah lain di Sumatera Barat, Kepulauan Mentawai termasuk pulau Nyang-Nyang memiliki kuliner khas tersendiri. Biasanya Sumatera Barat khas dengan masakan rendangannya pulau Nyang-Nyang memiliki makan khas yang terbuat dari sagu. Setelah berselancar pengunjung bisa menikmati makanan khas pulau Nyang-Nyang ditemani dengan air kelapa muda yang mudah di temukan. Semua itu akan semakin memanjakan peselancar yang ada di pulau Nyang-Nyang.


Saturday, 17 June 2017

Perjalanan Hidup Buya Hamka Bagian 2


Perjalan Hidup Malik tidak hanya sampai di pulau jawa. Ia kembali ke Minangkabau dengan misi mengembangkan Muhammadiyah ke Minangkabau. Selama diperantau ia banyak nemimba ilmu agama dan cukup disegani oleh Muhammadiyah, namun sesampainya di Minangkabau ia hanya dianggap sebagai tukang pidato bukan ahli agama. Hal ini disebabkan oleh kurang pasnya penggunaan tata letak bahasa, nahwu da sharaf. Kekurang ini dikaitkan karena tidak menyelesaikan pendidikannya di Tawalib.

Ilmu yang diperoleh salam di Jawa ternyata tidak terlalu banyak mengubah padangan orang-orang disekitarnya. Kekecewaannya bertambah saat ia gagal melamar untuk menjadi guru saat Muhammadiyah membuka sekolah di Padang Panjang. Alasannya adalah tidak memiliki ijazah diploma. Dia mencurahkan kegundahan yang dialaminya kepada andungnya. Ia ingin pergi ke Makkah  sendiri.Walaupun terkendala dengan biaya ia tetap ingin pergi. Dengan berjalan kaki dari Maninjau ke Padang dan dari Padang naik kapal. Ia bertemu dengan temannya bernama Isa di pelabuhan Belawan. Isa membarinya sedikit ongkos untuk ke Makkah. Februari 1927 Hamka berangkat haji bersama jemaah haji Indonesia. Selama diperjalanan ia cukup dihormati kerena kepandaiaanya membaca Al-Quran.

Sesampai di Makkah ia bekerja di percetakan Hamid Kurdi, yaitu mertua dari ulama Minangkabau Ahmad Chatib. Selama di Makkah ia benyak membaca dan belajar kita-kita klasik dan buku-buku tentang Islama. Hamkah sempatmemberikan pelajaran agama bagi jemaah haji asal Indonesia. Keinginan Hamka untuk menetap di Makkah batal karena bertemu dengan Agus Salim. Bujukan Agus Salim berhasil membawa Hamka kembali pulang ke tanah air, namu ia tidak pulang ke Padang Panjang. Kapal yang ditumpanginya berhenti di Medan dan ia pun ikut turun di Medan. Disinilah ia memulai karirnya sebagai jurnalis dan juga mengajar.

Hamka kembali ke Padang Panjang setelah gempa bumi meluluh lantahkan rumahnya di Sungai Batang, itupun karena bujukan dari kakak iparnya yang bertemu di Medan. Kepulanganya ke Padang Panjang mengejutkan ayahnya. Ternyata kepergiannya ke Makkah tidak diketahui oleh ayahnya. Ayahnya merasa bersalah dan menerima dirinya apa adanya. Untuk menebus rasa bersalah kepada ayahnya ia menerima permintaan ayahnya dengan menikahi Siti Raham tanggal 5 April 1929. Setelah menikah ia kembali Padang Panjang dan ia menjabat sebagai ketua Muhammadiyah sekaligus sebagai pimpinan sekolah Tablik.


Kembali

Thursday, 15 June 2017

Perjalanan Hidup Buya Hamka



Siapa yang tidak kenal dengan Buya Hamka. Seorang tokoh dan pahlawan Nasional yang telah banyak memberikan pangaruhnya terhadap perjuangan Indonesia. Lahir di Nagari Sungai Batang,Tanjung Raya,Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 17 Februarin 1908 dengan nama Abdul Malik Karim Amrullah yang disapa dengan Malik. Ayahnya bernama Abdul Karim Amrullah yang merupakan seorang ulama yang cukup terkanal dikampunya dan ibu bernama Safiyah yang merupakan istri keduanya.

Kehidupan Malik kecel tidak semulus yang kita bayangkan. Pada usia 12 tahun Malik kecil menyaksikan perceraian kedua orang tuanya. Perceraian ini karena ayahnya merupakan seorang penganut agama yang taat. Sedengakan dipihak keluarga ibunya masih menjalan praktek-praktek adat dan budaya yang kental. Perceraian kedua orang tuanya membuay Malik sempat bolos sekolah. Mengetahui anaknya marah, ayahnyapun memarahinya dan akhirnya kembali masuk sekolah. Mengetahui salah seorang gurunya memiliki tempat penyewaan buku, Malik sering kaempat tersebut dan menghabiskan harinya dengan membaca buku. Ada yang unik dari Malik kecil, setelah membaca habis sebuah buku, ia kembali menuliskannya buku tersebut dalah versi dia sendiri. Hari-harinya pun habis dengan belajar di sekolah, membaca buku dan beajar agam.

Tinggal bersama ayahnya dan jauh dari ibu kandungnya membuat ia rindu akan ibunya. Dengan alasan itulah ia nekat untuk melakukan perjalanan jauh seorang diri ke Maninjau untuk menemui ibunya. Ibunya ternyata sudah menikah lagi. Setelah beberapa hari berlalu, Malik merasa ibunya tidak acuh lagi kepada dirinya. Sementara itu hubungannya dengan ibu tirinya tidak terlalu bagus. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari pergaulan dan belajar randai dan silat untuk mengobati hatinya. Tetapi itu tidak berjalan lama, kemudia ia memutuskan untuk ke Bukittinggi dan Payahkumbuh. Hampir satu tahun ia berkelana untuk mengobati kegundahannya. Melihat ketidakjelasan hidup sang anak, akhirnya sang ayah mengantar Malik yang berusia 14 tahun untuk belajar agama dengan ulama Syekh Ibrahim Musa di Parabek. Disinilah kehidupan mendirinya dimulai.

Di usia 15 tahun Mali berniat untuk pergi ke pulau jawa. Malik termasuk ke  dalam anak yang suka melakukan perjalanan seorang diri ke tempat-tempat yang jauh. Hal ini dikarenakan perceraian kedua orang tuanya. Karena ini juga ayahnya memberi julukan "Si Bujang Jauh". Kepergiannnya ini tanpa sepengetahuan ayahnya. Ia hanya berpamitan kepada keluarga ibunya di Maninjau. Masalah tidak hanya sampai disitu, masih di Bengkulu ia mendapat cacar. Walaupun masih dalam keadaan sakit ia nekat untuk melanjutkan perjalanan dan sampai ke Nepal. Di Nepal ia bertemu dengan kerabatnya, kurang lebih 2 bulan ia meringkuk kesakitan. Setelah keadaannya sedikit membaik,kerabat tersebut memulangkannya ke Indonesia tepatnya Maninjau. Namau keadaan tidak banyak berubah, malah ia semakin banyak mendapat cemooh karena bekar cacar di tubuhny terlihat jelas.

Tahun 1924 ia kembali melakukan perjalanan ke Jawa dan ketika di Yogyakarta ia bertemu dengan pamannya, Jafar Amrullah. Disinilah ia belajar ilmu tafsir Al-Quran dan mengenal Serikat Islam. Selain itu juga ia belajar ilmu politik dan gerakan-gerakan sosial lainnya. Ia sempat berguru kepada HOS Tjokrominoto dan Suryopranoto. Enam bulan kemudia ia melanjutkan perjalannya ke Pekalongan. Disini ia bertemu dengan ayahnya yang hendak pergi ke Mesir. Bermodal ilmu pengetahuan yang dimilikinya, Malik cukup diperhatikan oleh Muhammadiyah di Yogyakarta. Kegemarannya menulis tetap ia teruskan dan sempat menerbikat beberapa buah buku. Disinilah ia menemukan ketenangan dan jadi dirinya.


Bersambung
 

Tuesday, 13 June 2017

Ahmad Khatib Al-Minangkabawi "Orang Minang yang menjadi Imam Mesjid Haram"


Sumatera Barat merupakan salah satu daerah penghasil ulama terbanyak di Indonesia. Salah satu yang dapat dibanggakan adalah "Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi" seorang guru Islam Indonesia yang cukup terkenal dan disegani. Lahir pada 26 Juni 1860 atau Zulhijah 1276H, di KotoTuo, Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ayahnya bernama Abdul Lathif Khatib yang juga seorang ulama dan ibu bernama Limbak Urai. Ia mempelajari ilmu agama dan menghafalkan bebepa jus Al-Quaran sudah dari kecil dengan berguru kepada ayahnya. 

Tahun 1287 H, Ahmad kecil dibawa oleh ayahnya ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Setelah melaksanakan ibadah haji, ayahnya kembali pulang ke Sumatera Barat, sementara itu Ahmad tinggal di Makkah untuk belajar agama dan melanjutkan hafalan Al-Qurannya. Selama belajar ia termasuk ke dalam murid yang pintar dan teladan serta memiliki kedisiplinan yang tinggi. Tidak hanya ilmu agama yang dipelajarinya tetapi juga ilmu umum lainnya dan juga bahasa Inggris.

Baca juga: Pahlawan-Pahlawan yang Berasal dari Sumatera Barat


Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi merupakan salah seorang imam dan khathib di mesjid Haram. Ia juga merupakan orang pertama yang menjadi imam dan khathip selain orang Arab. Ada dua cerita yang menjadi alasan kenapa ia menjadi imam dan khathib di mesjid Haram. Pertama diceritakan oleh Abdul Jabbar yang menyatakan bahwa ia menjadi imam dan khathib di mesjid Haram karena permintaan Shalih Al Kurdi yang merupakan mertuanya sendiri. Pendapat kedua oleh Hamka yang mengatakan bahwa satu ketika "Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi pernah memperbaiki bacaan imam yang salah ketika ia menjadi makmum. Selain bacaan Al-Qurannya yang fasih, pengetahuannya tentang agam juga membuat kagum Syarif Aunur Rafiq yang menjadi imam saat itu mengangkatnya menjadi imam dan khathib Mesjid Haram untuk madzhab Syafi'i.

Selain menjadi imam dan khathib di Mesjid Haram, Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi merupakan salah satu ulama yang menentang sistem Matrilinear di Minangkabau. Ia terkenal cukup keras dalam menentang sistem ini. Ia ingin mendamaikan sistem matrilinear dengan hukum warisan yang ada di dalam Al-Quran. Melalui murid-muridnya yang berasal dari Minangkabau yang belajar di Makkah bersamanya, ia berusaha untuk memodifikasi budaya Minangkabau sesuai dengan ajaran islam. Hanya sistem matrilinear yang tidak dapat dimodifikasinya karena banyaknya pertentang diperolehnya dari kaum adat. Dengan alasan ini juga ia tidak ingin kembali ke Ranah Minang. Tidak hanya menentang sistem matrilinear di Minangkabau ia juga juga memberikan kritikan keras terhadap doktrin trinitas Krites yang menurutnya memiliki konsep Tuhan yang ambigu.

Baca juga: Asal-Usul Minangkabau

Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi wafat di Makkah pada 9 Jumadil Ula 1334 H. Ia di makamkan di MakkahSelama hidupnya, ia telah menghasilkan banyak karya tulis yang berpengaruh tidak hanya dari segi aga tetapi juga ilmu pengetahuan. Karya-karyanya ini ada yang ditulis dengan bahasa arab dan juga ada yang ditulis dengan bahasa melayu. Karya yang dalam bahasa melayu lebih banyak membahas tentang adat-adat dan budaya yang bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. Hal ini ia lakukan sebagai bukti kecintaannya pada tanah kelahirannya Minankabau.



Sunday, 11 June 2017

Tradisi Unik Bulan Ramadhan di Sumatera Barat


Dibulan suci Ramadhan ini ada satu tradisi unik yang sering dilakukan oleh Minang di Sumatera Barat. Maantaan lamang atau ada juga yang menyebutnya dengan maantaan pabukoaan. Maantaan lamang atau maantaan pabukoan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pihak perempuan berupa mengantarkan pabukoaan (makanan untuk berbuka puasa) kepada pihak keluarga laki-laki. Kegiatan ini sudah ada sejak zaman dulu dan terus di turunkan secara turun temurun hingga saat ini.

Makanan yang diantarkan menggunkan rantanng atau dalam bahasa minang disebut juga dengan "Sia". Isi sia diantaranya lauk pauk seperti randang, ayam goreng, ikan goreng, kalio, gulai ikan, gulai ayam dan lain sebagainya. Selain lauk pauk juga ada pabukoan atau takjil seperti agar-agar, cendol, ondeh-ondeh, ketupat atau lamang dan tepe ketan yang menjadi teman untuk makan ketupat atau lemang. 

Kegiatan ini memiliki makna diantaranya untuk menjaga hubungan silaturahmi. Lamang atau pabukoan yang diantarkan tidak hanya satu untuk mertua tetapi juga untuk sana dan keluarga suami. Apalagi kalau itu merupakan pasangan pengantin baru. Bagi penganti wanita ini juga merupakan sekaligus untuk pengenalan dan pendekatan diri kepada keluarga suami. Selaian sebagai penjaga silaturahmi makna lainnya juga mengajarkan pada kita makna berbergi dengan sesama. Di bulan suci ini memang disarankan untuk lebih banyak berbagi dengan orang lain. Hal ini adalah ajuran agama islam.

Friday, 9 June 2017

Kuliner Minang "Es Kampiun atau Bubur Kampiun"

Bicara tentang kuliner Minang atau kuliner Padang tidak akan pernah habisanya. Salah satu daerah yang memiliki citara rasa terlezat di dunia, Sumatera Barat memiliki banyak jenis makanan yang patut untuk dicoba. Berhubunga sekarang bulan Ramadhan ada Pesona Minangkabau akan membahas dua jenis makanan yang memiliki nama yang sama tapi berbeda rasa yang dapat dijadikan takjil di bulan yang suci ini. 

 
ES KAMPIUN

Es dan bubur kampiun. Dua jenis makanan yang berbeda tapi dengan nama sama. Kedua makanan ini mudah ditemukan di Sumatera Barat apalagi di bulan Ramadhan ini. Es kampiun merupakan jajanan yang terbuat dari bubur hitam, roti, cendo mutiara dan tape singkong yang diberi es serut dan sirup manis. Saranya yang manis dan sedikit asam-asam dari tepe singkong akan membuat pengunjung ketagihan. Campuran es kampiun akan sedikit berbeda di daerah sekitar Sumatera Barat. Inilah yang menjadi keunikan rasanya. Es kampiun ini sangat cocok untuk takjil berbuka puasa apalagi bagi anda yang suka dingin-dingin. Hagar es kampiun berkisar antara 5.000-15.000 perporsinya.

Baca juga : Daftar Makanan Khas dari Minangkabau

BUBUR KMPIUN

Bubur kampiun merupakan makanan dari campuran bubur keten hitan dan putih, bubur kacang hijau, kolah ubi dan pisang, bubur candil, bubur sumsum dan sari kaya. Perpaduan rasa yang enak dan membuat ketagihan. Pengunjung bisa meminta sesuai selera. Makanan yang satu ini cukup favorit dan mudah di temukan di Sumatera Barat. Di bulan Ramadhan ini bubur kampiun dapat ditemukan di pasar pabukoan yang ada di setiap daearah di Sumatera Barat.  Harga bubur kampiun berkisar 5.000 - 10.000 perporsinya.

Baca juga : Karupuk Leak "Karupuk Kuah Makanan Orang Minang"


Wednesday, 7 June 2017

Mesjid Tanpa Kubah yang Mengagumkan


Bangunan mesjid identik dengan kubahnya. Berbeda dengan mesjid yang satu ini, Mesjid Raya Sumatera Barat. Mesjid yang baru saja diresmikan berdiri megah di tengah-tengah kota Padang. Terletak di Jalan Jendral Sudirman, sekilas bangunan mesjid ini tak terlihat seperti mesjid pada umumnya. Bangun persegi empat ini terlihat seperti "Gojong" rumah gadang ternya memiliki simbol yang jauh dari budaya Minangkabau. Tetapi dengan gaya arsitektur khas Minangkabau maka keempat tiang utama ini terlihat seperti atap rumah gadang.


Dirancang oleh arsitek Rizal Muslimin, seorang arsitek Indonesia yang terkenal di bidangnya. Arsitektur Mesjid Raya Sumatera Barat sendiri merupakan pemanang sayembara yang diadakan oleh pemerintahan Sumatera Barat sendiri. Sayembara ini diikitu oleh 300 lebih arsitektur baik dalam maupun luar negri. Dari ratusan peserta hanya terpilih 71 nominasi dan terpilih Pak Rizal Muslimin sebagai pemenangnya.

Dari luar terlihat empat tiang penyangga utama yang berbentuk atap rumah gadang. Sebenarnya bentuk atap bukan terinpirasi dari atap rumah gadang tetapi terinpirasi dari bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad. Sejarah mengatakan setelah renovasi Kakbah di masa Nabi Muhammad selesai ada perselisihan siapa uamh berhak untuk meletakkan kembali batu Hajar Aswad ke tempat awal. Karena ada empat kabilah dari suku Quraisy maka Nabi memutuskan untuk meletakkan batu tersebut di atas selembar kain yang diusung oleh perwakilan keempat kabilat tersebut. Dari atas akan terlihat bentuk atap yang menyerupai kain yang dibentangkan dan ujung-ujungnya dipengang. Keadaan inilah yang membuat Mesjid Raya Sumatera Barat tidak memiliki kubah. Dengan memadukannya dengan kebudayaan Minangkabau maka, atap terlihat seperti atap rumah gadang yang menjadi ciri khas rumah adat orang Minangkabau.

Baca juga :  Mesjid Raya Sumbar (Sumatera Barat)

Bangunan 3 lantai ini dibangun sesuai dengan kondisi biografis Sumatera Barat. Selaian tempat kegiatan agama, bangunan ini juga berfungsi sebagai shalter. Karena Sumatera Barat merupakan daearah rawan gempa, bangunan ini dibangun dengan rancangan tahan gempa. Selain itu, komplek bangunan ini juga dibangun dengan mengunakan konsep hijau dengan taman-taman yang luas disekitar mesjid yang sampai sekarang masih tahap pembangunan. Menjadi salah satu mesjid terbesar di Sumatera, mesjid ini dapat menampung kurang lebih 20.000 jamaah.


Monday, 5 June 2017

Sejarah Berdirinya Mesjid Raya Ganting


Mesjid Raya Ganting merupakan salah satu mesjid bersejarah di Indonesia. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan mesjid ini berdiri. Dalam buku yang berjudul " Mesjid Bersejarah Di Indonesia" yang ditulis oleh Abdul Baqir Zein, mesjid raya ganting telah berdiri tahun 1700. Awalnya mesjid ini terletak di kaki Gunung Padang. Bangunan mesjid dipindahkan ke tempat sekarang oleh pemerintahan Belanda karena adanya pembuatan jalan ke pelabuhan yang melewati mesjid.

Pendapat yang berbeda terlihat dalam dokumen yang diterbitkan oleh Departemen Agama yang menyatakan bahwamesjid raya gantinng didirikan pada tahun 1790. Bangunan awal mesjid terbuat dari kayu dan atap rumbia. Hal berbeda juga disampaikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang yang menyatakan mesjid raya ganting berdiri tahun 1805 dengan nama awalnya "Mesjid Kampuang Ganting".

Terlepas dari semua pendapat yang berbeda tersebut, pebubahan bangunan mesjid secara besar-besaran dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda tahun 1910. Perubahan ini dilakukan karena Belanda membangun jalan untuk membawa semen di Indarung ke pelabuhan. Pembuatan jalan ini memakai pekarang mesjid. Sebagai kompensasinya, pemerintahan Belanda saat itu, mengembangkan pembangunan mesjid secara bensar-besaran.

Pengembangan yang dilakukan Belandalan diantaranya, perbesaran ruang mesjid, melantai mesjid dengan batu bata, pembangunan bagian depan, pemasangan tegel. Keunikan bangunan mesjid raya ganting merupakan perpaduan antara arsitektur bergaya Belanda, Protugis dan China. Bergaya China karena pembangunan  mesjid pernah dilakukan oleh etnis China, terlihat pada ukiran China yang terdapat di mihrab dan bagian kubah. Selain itu, ditengah-tengah bangunan terdapat sebuah Muzawir yang juga dibangun oleh etis China terlihat dari ukiran yang ada. Muzawir ini dulunya berfungsi sebagai tempat Azan dikumandangkan dan tempat penyambung suara imam sehingga makmu yang dibelakang dapat mengikuti gerakan imam.


Tahun 1967 menara mesjid selesai dibangun. Lantai mesjid yang terbuat dari batu bata diganti dengan keramik. Renovasi lainnya juga dilakukan seperti pembangunan pagar. Sejak berdirinya mesjid raya ganting, tidak hanya untuk kegiatan ibadah. Berbagai kegiatan bahkan kegiatan penting dan bersejarah pernah dilakukan ditempat ini. Pernah sebagai tempat persembunyain persiden pertama RI, pusat markas besar melier pada zaman penjajahan Jepang, tempat perundingan dan sebagainya. Hingga saat ini mesjid ini masih berfungsi dengan baik. Bangunan mesjid juga masih berdiri dengan kokoh dan terus mendapat perawatan baik dari pemerintah maupun dari pihak lainnya.

Saturday, 3 June 2017

7 Mesjid Termegah dan Unik di Sumatera Barat

Berikut ini Pesona Minangkabau akan mengulas beberapa mesjid megah yang ada di Sumatera Barat

1. MESJID RAYA SUMBAR


Mesjid Raya Sumatera Barat dibanguan akhir tahun 2007 ini merupakan salah satu kebanggaan orang Sumatera Barat. Mesjid ini terletak di jalan Khatib Sulaiman Kota Padang.

Baca Juga : Mesjid Raya Sumbar (Sumatera Barat)

2. MESJID JABAL RAHMAH


Mesjid Jabal Rahmah terletak di kawasan PT Semen Padang yang beralamatkan di Indarung. Mesjid ini dibangun oleh PT Semen Padang. Mesjid besar ini memiliki 3 kubah dan tiga lantai. Lantai bawah tempat wuduk dan dua lantai diatas untuk ibadah dan kegiatan lainnya.

3. MESJID RAYA GANTING






Mesjid Raya Ganting  merupakan salah satu mesjid tertua di Indonesia yang terletak di Kota Padang. Mesjid ini merupakan salah satu bangun bersejarah.

Baca juga : Mesjid Raya Ganting
 
4. MESJID AGUNG AL-MUHSININ


Mesjid Agung Al-Muhsinin adalah mesjid terbesar di kota Solok. Terletak di Jalan Datuak Perpatih Nan Sabatang, Kelurahan Aro IV Korong Lubuk Sikarang. Dibangun 2009dan diresmikan tannggal 14 Desember 2011 oleh Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar. Biaya pembangunan sebesar Rp36,63 miliar yang terdiri dari APBD kota solok dan infak masyarakat.


5. MESJID JAMIK TALUAK


Mesjid Jamik Taluak termasuk kedalam mesjid tertua di Sumatera Barat. Dibangun tahun 1860 di nagari Taluak IV Suku, kecamatan Banuhampu, kabupaten Agam. Arsitektur banguna mesjid ini sangat kental dengan budaya Minangkabau dan dipadukan dengan arsitektur Arab. Karena keunikan bangunannya, mesjid ini juga cukup terkenal dan banyak orang yang berfoto-foto atau mengabadikan bangunan mesjid ini.

6. MESJID RAYA SYEKH BARHANUDDIN


Mesjid Raya Syekh Barhanuddin dikenal juga dengan mesjid Ulakan. Terletak di Nagari Ulakan, kecamatan Ulakan,Kabupaten Padang Pariaman, merupakan cagar budaya di Sumatera Barat. Dibangun oleh Barhanuddin tahun 1670. Telah mengalami banyak  renovasi dan pada tahun 2009 revonasi besar-besarn dilakukan karena mesjid ini rusak berak akibat gempa.

7. MESJID NURUL AMIN PAGARUYUNG



Mesjid Nurul Amin dikenal juga dengan sebutan Mesjid Pagaruyung. Terletak tidak jauh dari Istana Pagaruyung Batusangkar, mesjid ini cukup menarik perhatian. Arsitekturnya yang unik dan letaknya yang tinggi menjadi perhatian bagi pengunjung yang sedang berada disekitarnya. Diresmikan21 Februari 1992, mesjid Nurul Amin merupakan wakaf dari keluarga besar Haji Aminuzal Datuk Radjo Batuah dan diresmikan oleh Mentri Perhubungan RI bapak Ir. Hj. Azwafi Anas.

Thursday, 1 June 2017

Adat dan Budaya Orang Minang di Bulan Ramadhan

Setiap daearah di Indonesia memiliki tradisi-tradisi terseni diri pada bulan Ramdhan. Tradisi ini sesuai dengan kebudayaan masing-masing daerah. Mau tahu tradisi apa saja yang dilakukan oleh orang Minang pada bulan Ramadhan? Yuks intip di bawah ini:


1. Ziarah Kubur

Ziarah kubur ini biasanya dilakukan oleh keluarga yang anggota keluarganya sudah meninggal. Dilakukan sehari sebelum bulan Ramadhan. Tujuannya untuk mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah bersih-bersih makan dan berdoa.

2. Balimau

Jika mendengar kata Balimau maka orang akan teringat dengan mandi dan membersihkan diri. Biasanya kegiatan ini dilakukan di sungai-sungai yang besar dan mandi-mandi. Dulu balimau merupakan kegiakan mandi dengan menggunkan jeruk nipis dan bunga-bunga. Sekarang kegiatan mendi dengan jeruk nipis sudah jarang dilakukan. Masyarakat hanya sekedar mandi-mandi saja. Kegiatan ini dilakukan sehari menjelang bulan Ramdhan.


3. Manjalang Mintuo

Manjalang mintuo merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perempuan Minang yang telah memiliki suami. Kegiatan ini berupa mengunjungi mintuo (mertua) dengan membawa buah tangan. Jika mereka adalah pengantin baru maka buah tangan yang dibawa tidak hanya untuk mertua saja tetapi juga untuk keluarga lain di pihak laki-laki. salah satu makanan wajib dibawa adalah lemang. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebelum bulan Ramadhan atau awal Ramadhan.



4. Maantaan Pabukoan

Maantaan Pabukoaan tak jauh beda dengan manjalang mintuo. Biasanya dilakukan oleh pihak perempuan. Jika merekaadalah pasangan pengantin baru, pabukoaan yang diantar tidak hanya satu tapi kepada seluruh keluarga besar pihak laki-laki. Biasanya dibawa dengan menggunkan sia (rantang). Isinya berupa samba (lauk pauk) dan pabukoan seperti agar-agar dan lainnya.


Tuesday, 30 May 2017

Mesjid Bersejarah "Mesjid Raya Ganting"


Kota Padang memiliki banyak bangunan bersejarah. Sebagai salah satu daerah yang memiliki muslim terbanyak di Indonesia, Padang Sumatera Barat memiliki bangunan sejarah yang bercorak islam. Salah satu bangunan bukti sejarah islam di Sumatera Barat adalah Mesjid Raya Ganting. Mesjid yang hingga saat ini masif berfungsi menjadi salah satu simbol kejayaan islam di Sumatera Barat khususnya Kota Padang.

Berdiri tahun pada tahun 1805, mesjid ini menyimpan tidak hanya sejarah islam di kota Padang tapi juga sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada abat ke-19 presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pernah mengunsi ke mesjid ini. Pembangunan mesjid ini diprakasai oleh Anggku Gapuak, Angku Syekh Haji Uma dan Angku Syekh Kapalo Koto. Ketiga orang ini merupakan orang yang cukup berpengaruh di masanya. Sedangkan biaya pembangunan mesjid ini diperoleh dari para saudagar dan ulama setempat.

Tidak hanya sebagai bukti sejarah islam dan perjungan di kota Padang, Mesjid Raya Ganting juga menjadi bukti sejarah bencana alam yang pernah menimpa kota Padang. Setidaknya ada tiga bencana gempa besar dan stunami yang pernah terjadi yaitu gempa dan sunami tahun 1833 dan gempa tahun 2005 dan 2009. Di tiga bencana tersebut mesjid ini masih tetap kokoh berdiri hingga sekarang.

Fungsi mesjid tidak hanya sebagai aktivitas ibadah umat islam saja. Selain itu, mesjid ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama islam. Kegiatan wirid juga rutin diadakan. Beberapa pertemuan penting juga pernah dilakaukan di mesjid ini. Salah satunya adalah Pertemuan Para Ulama tahun 1918 untuk membahas langkah-langkah pemurnian kajian islam. Ada juga kegiatan Jambore Nasional pertaman gerakan kepanduan Muhammaddiyah Hizbul Wathan tahun 1932. Sedangkan pada masa penjajahan Jepang, mesjid ini pernah menjadi markas besar wilayah Sumatera Barat dan Tengah dan tempat pembinaan prajurit Gyugun dan Heiho.
Setelah kemerdekaan, mesjid ini mendapat kehormatan sebagai bukti sejarah. Banyak tokoh-tokoh baik dari Indonesia maupun luarngeri yang mendatangi mesjid ini. Hingga saat ini mesjid Raya Ganting masih berfungsi dengan baik.


Artikel lainnya

  1.  Pacu Kudo
  2. Pahlawan-Pahlawan yang Berasal dari Sumatera Barat 
  3. Pahlawan Wanita dari Sumatera Barat 
  4. Bangunan Bersejarah Di Sawahlunto 
  5. Asal Usul Randai 
  6. Sejarah Berdirinya Mesjid Raya Ganting 
  7. Sejarah Berdirinya Mesjid Raya Ganting 
  8. Harta Pusaka Di Minangkabau dan Pendapat Ulama 
  9. Runtuhnya Kerajaan Pagaruyung 
  10. Foto-Foto Bangunan Bersejarah Di Kota Padang


Sunday, 28 May 2017

Mesjid Raya Sumbar (Sumatera Barat)



Salah satu yang menjadi icon di kota Padang adalah Mesjid Raya Sumatera Barat. Mesjid yang dibanguan akhir tahun 2007 ini merupakan salah satu kebanggaan orang Sumatera Barat. Memiliki gaya arsitektur moderen dan khas Minangkabau terletakdi jalan Khatib Sulaiman Padang. Berdiri megah di atas tanah seluas 40.343 meter persegi dan luas bangunan 4.430 meter persegi dengan tiga lantai.

Pelatakan batu pertama mesjid ini dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu yaitu Gamawan Fauzi pada 21 Desember 2007. Pembangunannya terdiri dari empat tahap. Tahap pertama dimulai awal tahun 2008 dan selesai tahun 2010 yaitu menyelesaikan struktur bangunan. Tahap kedua yang dimulai tahun 2010 untuk mengerjakan ruang shalat dan tempat wudu'. Tahap ketiga dimulai tahun 2011 untuk pemasangan keramik lantai dan eksiterior mesjid. Tahap keempat yang dimulai tahun 2012 untuk penyelesaian pembangunan.

Dana yang telah dihabiskan kurang lebih Rp 175 miliar. Pembangunan mesjid ini sempat terhenti selama setahuan pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan ketiadaan anggaran dari provinsi. Dana pembangunan mesjid ini tidak hanya dari pemerintahan saja, tetapi juga sumbangan dari masyarakat di Sumatera Barat, perantau Minang dan dana bantuan dari pihak lain bahkan ada dana bantuan dari Arab Saudi.

Mesjid ini berfungsi dimulai akhir tahun 2013 dan pada tanggal 7 Februari 2014 secara rutin Mesjid Raya Sumatera Barat memulai salat Jumat rutin. Selain kegiatan salat Jumat, mesjid ini juga menyelengggarakan acara lainnya seperti Wirid dan kegiatan agama lainnya. Selain tempat ibadah mesjid ini juga berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan lainnya. Pada tahun 2017, kegiatan Padang Book Fair dilaksanakan di mesjid ini tepatnya di lantai dasar yang merupakan tempat untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan.


Sejak dibukanya mesjid ini, banyak pengunjung yang datang berkunjung. Ada yang hanya sekedar berkunjung dan ada juga yang untuk beribadah dan serta kegiatan keagaamaan lainnya. Sampai sekarang tahap penyelesaian pembangunan masih berjalanjut terutama pembangunan taman mesjid.


Friday, 26 May 2017

Balimau "Tradisi menyambut Ramadhan"


"Balimau" kata yang akan sering kita dengar menjelang bulan Ramadhan tiba. Kegiatan ini merupakan kebiasaan yang sudah lama dilakukan oleh masyarakay di Sumatera Barat. Balimau bisa diartikan memberishkan diri untuk menyambuk bulan Ramadhan. Entah sejak kapan kebiasaan ini ada, yang jelas setiap memasuki bulan Ramadhan, masyarakat akan mengunjungi tempat-tempat pemandian untuk mandi.

 Awalnya balimau merupakan ritual mandi dengan menggunkan jeruk nipis dan bunga-bunga. Tempat mandi dilakukan di sungai-sungai. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama. Sekarang tradisi balimau masih banyak dilakukan oleh masyarakat Sumatera Barat. Beberapa diantara mereka masih menggunakan jeruk nipis dan bunya-bunga dan mandi dilakukan di sungai-sungai.


Baca juga: Makanan dan Minuman Khas Sumatera Barat

Adapun tujuan tempat balimau yang biasa dikunjungi yaitu tempat-tempat pemandian umum atau sungai-sungai seperti: Pemandian di Lubuk Minturu, Tirta Alami, Pancuran Tujuh, Lubuk hitam dan tempat-tempat wisata air lainnya.

Sekarang tradisi balamau sudah banyak disalah gunakan. Banyak yang melakukan kegiatan yang tak senonoh dan yang dilarang agama. Salah satu penyebabnya adalah bercampurnya tempat mandi antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, kurangnya pengawasan dari pihak keamanan di tempat-tempat tersebut. Oleh karena itu, pemerintah sering menghibau untuk tidak melakukan kegiatan ini. Balimau cukup di rumah masing-masing.


Wednesday, 24 May 2017

"Wajah Baru Permindo" Tempat Nongkrong di Kota Padang


Permindo merupakan salah satu nama jalan yang ada di Pasar Raya Padang. Kawasan ini sudah lama menjadi tempat nongkrong anak muda di Padang. Tahun 1990an kawan ini menjadi kawasan yang paling faforit di kota Padang. Kawasan Permindo cukup terkenal bagi warga kota Padang. Sepanjang kawasan ini baik dikiri dan kanan jalan merupakan kawasan pertokoan. Bermasam-macam toko ada disini, bahkan sebuah hotel berbintang dan swalayan ada disini.

Seiring berjalannya waktu, kawasan permindo tidak dapat bersaing dengan tempat lainnya di kota Padang. Kawasan ini sempat menjadi tidak favorit lagi. Namun karena kawasan ini berada di pusat kota, pemerintah cukup memperhatikan permindo. Diawal tahun 2016 kawasan ini mengalami banyak renovasi. Tidak hanya itu, para pedangang yang bandel juga telah ditertibkan. Aturan-aturan juga mulai diterapkan dan beberapa petugas keamanan akan terlihat dikawasanan ini untuk menjada ketertiban.

Awal tahun 2017 ini, ada yang baru yang cukup benyakmenarik perhatian pengunjung. Trotoar yang telah direnovasi dengan cantik semakin cantik dan mempesona di tambah dengan gantung payung-payung kecil di udara. Pejalan kaki tidak perlu kepanansan lagi jika berjalan di kawasan ini. Selain itu, di pingir trotoar ada bangku-bangku untuk istirahat atau bersantai. Beberapa tempat sampah juga disediakan, agar pengunjung dapat menjaga kebersihan.

So kurang apalagi, guy. Ayo berkunjung ke kota Padang dan jangan lupa untuk menjaga kebersihannya, ya.
😍😍😍

Monday, 22 May 2017

Pesona Muaro Padang dan Jembatan Siti Nurbaya


Muaro Padang termasuk dalam kawasan kota tua di Kota Padang dan bagian dari kawasan Pantai Padang.  Selain itu di Muaro Padang juga terdapat objek wisata Gunung Padang yang menjadi salah satu tempat wisata di kota Padang. Banyak yang bisa dijadikan objek disini. Jika ada suka berfoto dengan latar bagur, Muaro Padang salah satu pilihan tempat yang direkomendasikan.

Baca juga: Misteri Makan Siti Nurbaya

Salah satu daya tari Muaro Padang adalah Jembatan Siti Nurbaya. Nama Siti Nurbaya di ambil karena konon di Gunung Padang ada makan Siti Nurbaya. Tokoh cerita yang ada dicerita Kasih Tak Sampai karangan Marah Rusli. Cerita ini cukup fenomenal.

Selain pemandangan alam yang memukau, pengunjung juga dapat melihat beberapa bangun bersejarah yang ada di sekitar jembatan. Salah satunya adalah bangun Bank Indonesia dengan arsitektur zaman penjajahan Belanda. Di tepi muara juga sudah dilakukan renovasi dan dibuat taman-taman sehingga pengunjung dapat menikmati suasana yang nyaman.


Baca juga:Kisah Siti Nurbaya "Kisah Cinta Tragis dari Ranah Minang"



Jika ingin berwisata kuliner, di tepi jembatan akan ada penjual jagung dan pisang bakar. Biasanya penjual akan mulai mejual makanannya sore hari. Menikmati jagung atau pisang bakar sambil melihat sunset kearah pantai merupakan salah satu pengalaman yang tak terlupakan. Jembatan akan ramai di kunjungi jika sore hari dan menjadi salah satu tempat nongkrong anak muda di kota Padang.

Muaro Padang juga digunakan sebagai demaga. Di sepanjang muara banyak terdapat kapal-kapal. Ada kapal nelayan maupun kapal pribadi. Di salah satu sisi  terdapat sebuah dermaga untuk kapal pemumpang ke kepulauan Mentawai. Disinilah dermaga kapal cepat untuk ke mentawai berlabuh.