Wednesday 7 June 2017

Mesjid Tanpa Kubah yang Mengagumkan


Bangunan mesjid identik dengan kubahnya. Berbeda dengan mesjid yang satu ini, Mesjid Raya Sumatera Barat. Mesjid yang baru saja diresmikan berdiri megah di tengah-tengah kota Padang. Terletak di Jalan Jendral Sudirman, sekilas bangunan mesjid ini tak terlihat seperti mesjid pada umumnya. Bangun persegi empat ini terlihat seperti "Gojong" rumah gadang ternya memiliki simbol yang jauh dari budaya Minangkabau. Tetapi dengan gaya arsitektur khas Minangkabau maka keempat tiang utama ini terlihat seperti atap rumah gadang.


Dirancang oleh arsitek Rizal Muslimin, seorang arsitek Indonesia yang terkenal di bidangnya. Arsitektur Mesjid Raya Sumatera Barat sendiri merupakan pemanang sayembara yang diadakan oleh pemerintahan Sumatera Barat sendiri. Sayembara ini diikitu oleh 300 lebih arsitektur baik dalam maupun luar negri. Dari ratusan peserta hanya terpilih 71 nominasi dan terpilih Pak Rizal Muslimin sebagai pemenangnya.

Dari luar terlihat empat tiang penyangga utama yang berbentuk atap rumah gadang. Sebenarnya bentuk atap bukan terinpirasi dari atap rumah gadang tetapi terinpirasi dari bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad. Sejarah mengatakan setelah renovasi Kakbah di masa Nabi Muhammad selesai ada perselisihan siapa uamh berhak untuk meletakkan kembali batu Hajar Aswad ke tempat awal. Karena ada empat kabilah dari suku Quraisy maka Nabi memutuskan untuk meletakkan batu tersebut di atas selembar kain yang diusung oleh perwakilan keempat kabilat tersebut. Dari atas akan terlihat bentuk atap yang menyerupai kain yang dibentangkan dan ujung-ujungnya dipengang. Keadaan inilah yang membuat Mesjid Raya Sumatera Barat tidak memiliki kubah. Dengan memadukannya dengan kebudayaan Minangkabau maka, atap terlihat seperti atap rumah gadang yang menjadi ciri khas rumah adat orang Minangkabau.

Baca juga :  Mesjid Raya Sumbar (Sumatera Barat)

Bangunan 3 lantai ini dibangun sesuai dengan kondisi biografis Sumatera Barat. Selaian tempat kegiatan agama, bangunan ini juga berfungsi sebagai shalter. Karena Sumatera Barat merupakan daearah rawan gempa, bangunan ini dibangun dengan rancangan tahan gempa. Selain itu, komplek bangunan ini juga dibangun dengan mengunakan konsep hijau dengan taman-taman yang luas disekitar mesjid yang sampai sekarang masih tahap pembangunan. Menjadi salah satu mesjid terbesar di Sumatera, mesjid ini dapat menampung kurang lebih 20.000 jamaah.


0 comments:

Post a Comment