Friday 31 March 2017

Wisata Pantai yang ada Di Kabupaten Agam














Kabupaten Agam lebih terkenal dengan pemandangan alamnya yang berasa di kawasan perbukitan. Tapi siapa sangka Kabupaten Agam tidak hanya memiliki pesona kendihan alam perbukitan dan gunung, Agam juga memiliki bebera potensi wisata yang tidak di ketahui oleh masyaraka banyak terutama masayarakat Sumatera Barat. Biasanya jika kita menyebut Agam yang terbayang tempat wisata adalah Danau Maninjau, Puncak Lawang dan sekitarnya. Sebenarnya daerah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, jadi ada beberapa objek wisata pantai yang memposana.

1. Pantai Bandar Mutiara
Pantai ini di Jorong Banda Gadang Kenagarian Tiku Selatan kecamatan Tanjung Mutiara.Jika dari Ibu Kota Agam "Lubuk Basung pantai ini berjarak kurang lebih 20km. Pengunjung akan disuguhi pesona pantai yang memposana.

2. Pantai Tiku
Biasanya pantai ini digunakan sebagai acara tahunan seperti hari raya, acara tujuh belasan dan lain sebagainya. Terletak di Jorong Pasir Tiku, Kenagarian Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara. Pantai ini berdekatan dengan Pantai Bandar Mutiara.














3. Pantai Ujung Karang
Dulu pantai inipernah menjadi pelabuhan tepatnya pada zamanpenjajahan Belanda. Terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara. Jika dari jalan raya Lubuk Basung pantai ini berjarak kurang lebih 35 Km.

4. Pantai Ujung dan Pulau Tapi
Kawasan ini merupakan tempat penangkaran dan budidaya penyu. Terletak masih di kecamatan Tanjung Mutiara dan berdekatan dengan pantai Bandar Mutiara.



Wednesday 29 March 2017

Bangunan Bersejarah di Sawahlunto













Kota wasahlunto memang banyak terdapat bangunan tua dan bersejarah. Kota yang terkenal kota Tmabang di Sumatera Barat ini merupakan salah satu tempat tujuan penjajah karena barang tambangnya. Mau tahu bangun bersejarah apa saja yang ada di Sawahlunto? Yuks simak ulasan berikut ini.

1. Gedung PT Bukit Asam












Gedung inimerupakan salah satu bangunan bersejarah yang masih berfungsi hingga sekarang. Berya arsitektur khas Belanda, gedung ini merupakan salah satu bukti sejarah. Walaupun masih berfungsi sebagai kantor PT. Bukit Asam, jangan khawatir jika ingin berfoto-foto disini tidak ada yang akan melarang. Jika ingin masuk ke dalam, pengunjuing harus minta izin dulu pada penjaga yang ada di depan. Terletak di pusat kota Sawahlunto tidak jauh dari Kota Tua.

2. Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto
Gedung ini masih memiliki gaya arsitektur elanza zaman dulu. Terletak di Jl. Ahmad Yani No.4 berda di pusat kota Sawahlunto, tidak jauh dari gedung PT. Bukit Asam. Bangunan in merupakan salah satu peninggalan penjajahan Belanda. Sekarang berfungsi sebagai gedung pusat kebudayaan Sawahlunto.


3. Lubang Mbah Suro
Lubang mbah suro merupakan salah satu bekas galian tambang. Lubang ini ada pada zaman Belanda. Bangunan ini merupakan salah satu bukti kekejaman panjajahan Belanda. Untuk membuat lubang ini Belanda mendatangkan pekerja paksa dari jawa yang dikepalai oleh Moudar Soerono. Dari nama inilah lubang mbah suro diambil. Terletak di Jl. Muhammd Yazid kelurahan Tanah Lapang, Lebah Segar, Kota Sawahlunto.

4. Mesjid Agung Nurul Islam
Mesjid ini merupakan salah satu mesjid agung tertua di Indonesia. Dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Keunikan mesjid ini adalah jumah kubah mesjid yang ada 3 buah. biasanya mesjid hanya memiliki satu kubah. Selain itu, di bawah mesjid ada sebuah lubang yang dibangun untuk tempat persembuanyian sekaligus tempat untuk membuat senjata. Terletak di kaki perbukitan kelurahan Kubang Sirakuak Utara kecamatan Lembah Segar.

5. Kota Tua
Kota tua meruapkan salah satu kota yang sekarang merupakan pusat kota Sawahlunto yang memiliki arsitektur bangunan lama. Pemerintah Sawahlunto menjadikan kota ini sebagai salah satu kota bersejarah di Sumatera Barat.


6. Stasiun Kereta Api Sawahlunto
Stasiun ini merupakan salah satu alat tranportasi yang paling favorit pada zaman penjajahan. Sekarang stasiun ini berfungsi sebagai Museun Kereta Api Sawahlunto. Terletak di Pusat Kota Sawahlunto.




Monday 27 March 2017

Pesona Aia Tigo Raso Manijau














Maninjau tidak hanya menyimpan pesona keindahan danau Maninjausaja. Masih banyak tempat yang unik-unik di sekitar Maninjau. Salah satu yang unik adalah objek wisata "Aia Tigo Raso" (Air Tiga Rasa).
Objek ini sudah lama ditemukan tapi masih banyak masyarakat yang tahu tentang aia tigo raso.

Terletak diagari Koto Malintang, kecamatan Tanjung Raya Maninjau, tidak jauh dari PLTA Muko-Muko. Dari jalan raya Lubuk Basung-Bukittinggi hanya berjarak 20 meter. Letak sumber air ini berada di kawasan pemukiman penduduk. Jika dari Lubuk Basung sebelum PLTA Muko-Muko. Di tepi jalan akan ditemukan plang yang bertulisan "Aia Tigo Raso".

Aia tigo raso merupakan sumber mata air. sumber mata air ini sudah dibuatkan kolam-kolam agar pengunjung mudah menemukannya. Dinamakan air tigo raso karena sumber mata air ini memiliki tiga rasa yang berbeda. Yang pertama memiliki rasa manis, yang kedua memiliki rasa agak sepat atau pahit dan yang ketiga memiliki rasa asam. Walaupun memiliki tiga rasa yang berbeda sumber mata air ini mesih berwarna bening dan jernih.

Air tiga raso ditemukan tahun 1970 oleh seorang pengunjung. Ia menemukan sumber mata air ini tampa disengaja. Karena memiliki rasa yang berbeda, sekarang masyarakat sekitar banyak yang berkunjung. Bahkan salah satu universita telah melakukan penelitian terhadap sumber mata air ini, Dari hasil penelitian, sumber mata air ini bangus untuk mengobati beberapa penyakit. Bahkan turis-turis ada yang beranggapan kalau sumber mataair tigo raso ini dapat membuat awet muda. Percaya atau tidak itu terserah anda yang menilainya.



Saturday 25 March 2017

Pahlawan-Pahlawan yang Berasal dari Sumatera Barat






Nama : Tan Malaka
Lahir : Rabu, 2 Juni 1897, Suliki, Sumatra Barat
Meninggal : 21 Februari 1949, Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur
Makam : Desa Selopanggung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur
Agama : Islam

Tan Malaka lahir dari pasangan Rasad Caniago (ayah) dan Sinah Simabur (Ibu) dengan nama Sutan Ibrahim. Nama Tan Malaka berasal dari gelarnya yaitu Datuk Sutan Malaka. Ibunya merupakan anak dari seorang yang disegani oleh masyarakat di sekitarnya yang bernama Rangkayo Sinah.

Tan Malaka kecil bersekolah di Kweekschool (Sekolah Guru Negara) di For De Kock dari tahun 1908. Walaupun ia termasuk murid nakal tapi ia merupakan siswa yang cerdas. Tahun 1913 ia meninggalkan desanya untuk belajar di Rijkskweekschool (Sekolah Pendidikan Guru Pemerintahan). Selama kuliah di Belanda ini Tan Malaka mendapat pengetahuan tentang Revolusi. Ketertarikannya pada Amerika dan Jerman membuatnya membenci budaya Belanda.

Tahun 1919 Tan Malaka tiba di Tanjung Moraya, Deli, Sumatera Utara. Kedatanganya adalah untuk mengajar anak-anak di sana. Tidak hanya berprofesi sebagai seorang guru, ia juga menulis beberapa propaganda subversif untuk para kuli dan juga menulis untuk media masa. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Tanah Orang Miskin" yang menceritakan perbedaan mencolok dalam hal kekayaan antara kaum kapitalis dan pekerja.

Gelar kepahlawanan di peroleh Tan Malakan tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno. Tan Malaka meninggal karena di tembak oleh asukan TNI dibawah pimpinan Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya. Hal ini dikarenakan setelah kemerdekaan Indonesia Tan Malaka menjadi salah satu pelopor sayap kiri. Tetapi jika kita membaca karya-karya Tan Malaka, maka kita akan menemukan kecintaannya pada Indonesia bukti perjuangannya terhadap penjajahan di Indonesia.  




Sebelumnya   1  2  3  4  5                          Selanjutnya