Saturday 20 October 2018

SI GULA MERAH DARI GUNUNG MERAPI bagian 2




Penghasil gula merah di Padang Laweh hanya disatu tempat saja. Tempat ini berada dilerang gunung merapi. Perekomonian masyarakat disini tidak hanya berasal dari gula merah saja, tetapi juga berasal dari kebun, menjahit dan berdagang. Untuk ke tempat penghasil gula merah ini tidak terlalu jauh dari kota Bukittinggi. Butuh waktu kurang lebih 30 menit. Dari nagari Padang Laweh ke tempat ini butuh waktu kurang lebih 10 menit. Keadaan ini dikarenakan jalan yang akan ditepuh mendaki dan bertikungan. Keadaan jalan cukup mulus karena dibenton. Bagi pencinta wisata alam tidak ada salahnya datang ke tempat ini. Karena terletak di lereng gunung merapi, kita akan dapat melihat kota Bukittinggi secara keseluruhan. Selain itu, udara sejuk gunung merapi akan membuat pengunjung betah disini. 

Sedikit berbeda dari daerah lainnya adalah di sepanjang jalan kita akan diapit oleh tanaman tebu yang merupakan bahan dasar dari gula merah. Di dalam ladang tebu tersebut dengan mudah kita dapat menemukan pondok-pondok untuk membuat gula merah. Proses pembuatan gula merah  cukup unik, yaitu dengan menggunkan kerbau. Tapi sekarang akan sulit menemukannya karena masyarakat mulai mengganti kerbau dengan mesin bajak. Hal ini dikarenakan sudah banyak para pembuat gula merah terinjak atau ditanduk oleh kerbau. Selain itu, dengan menggunkan mesin bajak mengiling tebu lebih cepat. Dan biaya perawatan kerbau dan bajak sama saja. 

Kerbau atau mesin bajak digunakan untuk mengiling tebu yang telah dipotong-potong untuk diambil sarinya. Kegiatan ini dinamakan “Mengilang”. Kerbau atau mesin bajak berfungsi untuk menarik alat gilingan yang terbuat dari besi. Sementara tebu dimasukan dalam gilingan, disinilah sering terjadi kecelakan dengan kerbau. Jika kerbau memilik mud yang tidak baik kemungkinan diinjak atau ditanduk kerbau akan semakin besar. Sejak penggunaan mesin bajak untuk menggantikan kerbau kecelakaan karena diinjak atau ditanduk kerbau sudah jarang terjadi.


Setelah tebu di giling dan diambil sarinya kemudian sari tebu disaring dan dimasukan ke dalam wadah penampungannya. Apabila kita masuk ke dalam pondok kilang, kita akan melihat tungku besar untuk memasak sari tebu tersebut. Biasanya tungku besar ini ada dua dan di atas tungku besar ada sebuah kuali atau wajan besar untuk mengentalkan sari tebu. Sari tebu dimasak dengan api yang besar. Uniknya ampas temu yang sudah digiling dibiarkan hingga mengering untuk bahan bakarnya. Jadi tidak banyak sampah akibat proses pembuatan gula merah. 

Sari tebu tidak langsung di masak seluruhnya. Sekali masak sebanyak 3-4 ember kecil. Hal ini karena jika dimasak semuanya akan menyulitkan dalam mencetak gula merah. Sari tebu yang sudah mengental akan cepat mengeras. Oleh karena itu, sari tebu dimasak sedikit demi sedikit. Selain itu, jika dimasak seluruhnya akan menyulitkan dalam mengaduknya. Proses ini juga butuh kesabaran kerena si pembuat gula merah harus bertahan panas api untuk memasak sari tebu.




1


Wednesday 17 October 2018

SI GULA MERAH DARI GUNUNG MERAPI bagian 1



Nagari Padang Laweh terletak di lerang kaki gunung merapi, Agam Sumatera Barat. Nagari atau setinggat dengan desa ini memiliki jumlah penduduk yang banyak. Letaknya yang tidak jauh dari kota Bukittinggi, keadaan ini membuat perekonomiaan masyarakat setempat terbilang cukup baik. Apalagi ditengah-tengahnya terletak jalan artenatif Padang-Payahkumbuh bahkan Padang-Pekanbaru. Terletak di lereng bukit merapi menjadikan tanah di sekitar subur. Hasil kebun masyarakat disini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tidak hanya untuk kawasan Sumatera Barat saja, tetapi juga untuk Medan, Pakanbaru dan provinsi lainya. Bisa dikatakan daerah ini merupakan salah satu pemasok kebutuhan sayur dan bahan makanan lainnya di Sumatera Barat.  

Mata pencarian masyarakat setempat tidak hanya dari hasil perkebunan tersebut. Selain bercocok taman, masyarakat  Nagari Padang Laweh juga mendapatkan penghasil dari konveksi pakaian. Letaknya yang tidak jauh dari Pasar Aur Kuning Bukitting menjadikan memjahit baju sebagai penghasilan lain dari bercocok tanam. Hasil karya masyarakat disini tidak hanya sebatas baju dan jilbab saja, ada juga tas dan barang kerajinan lainnya. Salah satu hasil kerajinan dari menjahit yang terkenal bahkan sampai keluar negeri yaitu Mukenah Karancang yang hargannya sampai jutaan rupian. Pembuatan mukenah ini menyebar di sekitar Bukittinggi dan Agam, tidak terkecuali Nagari Padang Laweh. 

Kota Bukittinggi merupakan salah satu sentral industri dan pusat perekonomian di Sumatera Barat. Tidak hanya terkenal dengan makanannya, di kota ini merupakan pemasok bahan-bahan kebutuhan dari segala hal, mulai dari bahan makanan, pakaian, wisata dan lain sebagainya. Keadaan ini berimbas ke daerah sekitarnya yaitu kabupaten Agam. Beberapa kecamatan yang berbatasan langsung dengan kota Bukittinggi berdampak langsung pada mata pencarian dan perekonomian masyarakatnya. Tidak hanya Nagari Padang Laweh, nagari lainnya seperti Canduang, Kamang, Kubang Putih dan lainnya ikut menyumbangkan hasil daerahnya. Walaupun begitu beberapa Nagari tertentu memiliki hasil khasnya tersendiri yang membuat nagari tersebut menjadi lebih dikenal. Salah satunya adalah Padang Laweh yang terkenal dengan penghasil Gula Merah se Sumatera Barat.



2