Sunday, 2 April 2017

Kisah Siti Nurbaya "Kisah Cinta Tragis dari Ranah Minang "















Siti Nurbaya merupakan sebuah cerita yang sangat fevonal, tidak hanya ditempat cerita ini berasal tetapi juga di Indonesia bahkan orang luar pun kenal dengan cerita ini. Cerita ini diterbitkan pada tahun 1922 oleh Balai Pustaka dan di karang oleh Marah Rusli seorang sastrawan yang berasal dari Minang (Sumatera Barat). Judul aslinya adalah Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai. Konon cerita terinspirasi dari kehidupan dari si pengarang sendiri "Marah Rusli". Ceritanya ia diminta untuk kembali ke Padang oleh keluarganya untuk menikah dengan perempuan di kampungnya tetapi ia sudah memiliki calon berdarah Sunda. Maklumlah zaman dulu orang Minang tidak suka jika menikahkan anaknya jika bukan dengan orang Minang juga.  

Cerita Siti Nurbaya sendiri bercerita tentang seorang wanita Minang yang bernama Siti Nurbaya dan pria Minang bernama Samsul Bahri yang saling menyukai. Ketika mereka berdua henda melanjukan hubungan ke jenjang yang lebih serius harus terhenti dikarenakan Samsul Bahri ingin melanjutkan pendidikannya ke Batavia (Jakarta sekarang). Sementara itu, dipihak keluarga perempuan (Siti Nurbaya) yang terdesak utang Bapaknya dengan terpaksa harus menikah dengan seseorang untuk melunasi hutang tersebut. Pria tersebut adalah seorang yang jauh lebih tua dari Siti Nurbaya dan sifatnya cukup kasar bernama Datuk Maringgih. 
Mau tidak mau dan Samsul Bahri pergi merantau akhirnya Siti Nurbaya menikah dengan Datuk Maringgih dan berita itu sampai ke telinga Samsul Bahri. Kisah tragis harus di alami Siti Nurbaya yang mati dibunuh oleh suaminya sendiri Datuk Maringgih dengan cara diracuni. Mendengar orang yang dicintainya mati dibunuh, Samsul Bahri sempat ingin mengakhiri hidupnya, tapi tidak bisa. Demi membalas dendam Samsul Bahri masuk menjadi anggota tentara kolonial Belanda. Ketika terjadi sebuah peristiwa revolusi Samsul Bahri membunuh Datuk Maringgih. Sementara itu Samsul Bahri meninggal karena luka-luka yang dialaminya.

CeritaSiti Nurbaya tidak hanya mencerita tentang kisah cinta tragis antara Siti Nurbaya dan Samsul Bahri. Dalam cerita ini juga terdapat unsur budaya Minang yang sangat kuat. Berlatang belakang zaman penjajahan Belanda jika diperhati banyak pengaruh unsur Eropa dalam penulisannya. Bisa dikatakan bahwa cerita ini mengabungkan antara budaya Minang dengan budaya Eropa. 

Cerita Siti Nurbaya pernah menjadi salah satu cerita yang paling populer. Karena cerita berdasarkan pengalaman pribadi penulis, cerita ini tidak diterima oleh keluarga si pengarang. Bahkan konflik yang terjadi antara Rusli dan keluarga membuat dia tidak ingin kembali ke Padang. Cerita ini sering dibandingkan dan dianggap "Romeo dan Julietnya" Indonesia.

0 comments:

Post a Comment