Mendengar kata Minangkabau kita akan teringat akan banyak hal, terutama keunikan adat dan budaya. Nama Minangkaubau sendiri berasal dari dua kata yaitu minang dan kabau. Dalam tambo dijelaskan bahwa, dulu ada sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Majapahit ingin menaklukkan daerah bagian pantai barat pulau Sumatera. Untuk mencagah penaklukan masayarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Usulan ini diterima oleh pasukan tersebut. Pasukan asing menyiapkan seokor kerbau besar yang sangat agresif, sedangkan masyarakat setempat menyiapkan seekor anak kerbau yang kelaparan. Anak kerbau yang kelaparan itu diberi tanduk dengan basi yang sangat runcing. Saat dilepaskan anak kerbau tadi nyangka bahwa induk kerbau tersebut adalah induknya. Dengan cepat sang anak kerbau langsung berlari ke kerbau besar untuk menyusu. Karena tanduk besi anak kerbau, si kerbau besar dapat dikalahkan. Dengan kemenangan msyarakat setempat pasukan asing tersebut kembali denganrasa kecewa. Sementara itu, kemangan si anak kerbau menjadi inspirasi masyarakat setempat menyebut daerah tersebut dengan Minangkabau yang artinya "kemenangan anak kerbau".
Nenek moyang orang Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar Zurkarnain. Masyarakat Minangkabau sendiri merupakan bagian dari masyarakat Melayu Muda atau Deutro Melayu. Masyarakat ini bersal dari daratan China Selatan yang melakukan imigrasi 2.000-2.500 tahun yang lalu. Mereka masuk dari timur pulau Sumatera menyusuri sungai Kampar hingga sampai di dataran tinggi yang sekarang dikenal dengan Darek (Agam, Batusangkar dan sekitarnya).
Sebelum islam masuk, orang minang sempat menganut agama Buddha. Islam masuk ke Minangkabau dibawa oleh pedagang-pedagang Arab yang berdangan ke wilayah ini. Perubahan struktur pemerintahan yang mengadopsi islam dalam pemerintahan dilakukan oleh Kerajaan Pagaruyuang. Pedalaman hukum islam di Minangkabau terjadi setelah kedatangan Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang dari Makkah. Mereka bertiga inilah yang memainkan peran dalam pengembangan islam di Minangkabau. Perjuang mereka mendapat perlawanan keras dari masyarakat. Masyarakat yang masih terbiasa dengan adat dan kebiasaan lama mereka tidak mau menerima islam dalam sistem pemerintahaan. Puncak perlawanan anatara kaum adat dan kaum agama terjadi pada saat perang Padri. Dan pada akhirnya timbulah kesadaran mereka bersamah bahwa ada berasaskan Al-Qur'an.
Sekarang ini bagi orang luar Sumatera Barat orang Minang lebih dikenal dengan sebutan "orang padang". Hal ini dikerenakan ibu kota provinsi Sumatera Barat adalah Kota Padang. Jika di perentauan orang minang dalam komunitasnya lebih menyebut dirinya sebagai "urang awak" (orang kita).
→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→→
Artikel lainnya
- Sejarah Kota Bukittinggi
- Cerita dari Gunung Padang Sumatera Barat
- Sejarah Kereta Api Sawahlunto
- Kumpulan Foto-foto Zaman Dulu Part-2
- Kumpulan Foto-foto Zaman Dulu Part-1
- Asal-usul Minangkabau
- Sejarah Kota Padang Asal Muasal Kota Padang
- Bukti Sejarah Benteng Fort De Kock
- Asal Muasal Ngarai Sianok
- Lobang Japang dan Sejarahnya
- Sejarah Museum Aditiwarman "Tugu yang Terlupakan"
- Pelabuhan Teluk Bayur
- Janjang 40 Bukittinggi
0 comments:
Post a Comment