Penghasil gula merah di Padang Laweh hanya disatu tempat saja. Tempat ini
berada dilerang gunung merapi. Perekomonian masyarakat disini tidak hanya
berasal dari gula merah saja, tetapi juga berasal dari kebun, menjahit dan berdagang.
Untuk ke tempat penghasil gula merah ini tidak terlalu jauh dari kota
Bukittinggi. Butuh waktu kurang lebih 30 menit. Dari nagari Padang Laweh ke
tempat ini butuh waktu kurang lebih 10 menit. Keadaan ini dikarenakan jalan
yang akan ditepuh mendaki dan bertikungan. Keadaan jalan cukup mulus karena
dibenton. Bagi pencinta wisata alam tidak ada salahnya datang ke tempat ini.
Karena terletak di lereng gunung merapi, kita akan dapat melihat kota
Bukittinggi secara keseluruhan. Selain itu, udara sejuk gunung merapi akan membuat
pengunjung betah disini.
Sedikit berbeda dari daerah lainnya adalah di sepanjang jalan kita akan
diapit oleh tanaman tebu yang merupakan bahan dasar dari gula merah. Di dalam
ladang tebu tersebut dengan mudah kita dapat menemukan pondok-pondok untuk
membuat gula merah. Proses pembuatan gula merah
cukup unik, yaitu dengan menggunkan kerbau. Tapi sekarang akan sulit
menemukannya karena masyarakat mulai mengganti kerbau dengan mesin bajak. Hal
ini dikarenakan sudah banyak para pembuat gula merah terinjak atau ditanduk
oleh kerbau. Selain itu, dengan menggunkan mesin bajak mengiling tebu lebih
cepat. Dan biaya perawatan kerbau dan bajak sama saja.
Kerbau atau mesin bajak digunakan untuk mengiling tebu yang telah
dipotong-potong untuk diambil sarinya. Kegiatan ini dinamakan “Mengilang”.
Kerbau atau mesin bajak berfungsi untuk menarik alat gilingan yang terbuat dari
besi. Sementara tebu dimasukan dalam gilingan, disinilah sering terjadi
kecelakan dengan kerbau. Jika kerbau memilik mud yang tidak baik kemungkinan
diinjak atau ditanduk kerbau akan semakin besar. Sejak penggunaan mesin bajak
untuk menggantikan kerbau kecelakaan karena diinjak atau ditanduk kerbau sudah
jarang terjadi.
Setelah tebu di giling dan diambil sarinya kemudian sari tebu disaring
dan dimasukan ke dalam wadah penampungannya. Apabila kita masuk ke dalam pondok
kilang, kita akan melihat tungku besar untuk memasak sari tebu tersebut.
Biasanya tungku besar ini ada dua dan di atas tungku besar ada sebuah kuali
atau wajan besar untuk mengentalkan sari tebu. Sari tebu dimasak dengan api
yang besar. Uniknya ampas temu yang sudah digiling dibiarkan hingga mengering
untuk bahan bakarnya. Jadi tidak banyak sampah akibat proses pembuatan gula
merah.
Sari
tebu tidak langsung di masak seluruhnya. Sekali masak sebanyak 3-4 ember kecil.
Hal ini karena jika dimasak semuanya akan menyulitkan dalam mencetak gula
merah. Sari tebu yang sudah mengental akan cepat mengeras. Oleh karena itu,
sari tebu dimasak sedikit demi sedikit. Selain itu, jika dimasak seluruhnya
akan menyulitkan dalam mengaduknya. Proses ini juga butuh kesabaran kerena si
pembuat gula merah harus bertahan panas api untuk memasak sari tebu.